Coming Soon
19 September 2025

Dari Tantangan Menjadi Peluang, Petani Indonesia Bangkit Bersama Inovasi dan Pendampingan EWINDO

Dari Tantangan Menjadi Peluang, Petani Indonesia Bangkit Bersama Inovasi dan Pendampingan EWINDO

Sebagai kelanjutan dari komitmen EWINDO dalam mendorong petani menguasai budidaya sayuran yang lebih efisien, Learning Farm hadir bukan sekadar tempat uji coba, tetapi ruang belajar bersama untuk memperkuat dasar-dasar pertanian. Melalui pendekatan ini, petani diajak memahami pentingnya pengolahan lahan, pemupukan organik, hingga penggunaan benih unggul agar hasil panen lebih optimal. Inisiatif ini sejalan dengan semangat Hari Tani Nasional untuk menciptakan pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Cerita-cerita inspiratif yang kami dengar langsung saat bertemu petani dalam rangka pembuatan buku 35 Tahun EWINDO menjadi bukti nyata bahwa edukasi dan inovasi benih mampu mengubah kehidupan. Wiyadi, petani asal Magelang, pernah mengalami kerugian Rp1,3 miliar akibat gagal panen. Namun, ia tidak menyerah. Dengan perencanaan matang dan penerapan teknik budidaya yang lebih baik, kini ia mengelola lahan 10 hektare dan memberdayakan 30 pekerja. “Kunci sukses bertani adalah perencanaan dan ketekunan,” ujarnya.

Pengalaman serupa datang dari Agus Yulianto di Magetan. Terimbas fluktuasi harga jual komoditas hortikultura, pemuda ini sempat memilih untuk mencari peruntungan di negeri jiran, Malaysia. Rupanya hatinya sudah terlanjur tertambat pada pertanian, setelah dua tahun ia pun kembali dengan tekad kuat. Berkat kerja keras dan pemanfaatan benih unggul, Agus berhasil menanam ribuan batang cabai dengan pendapatan ratusan juta rupiah per musim. Ia mengakui bahwa wawasan baru yang ia dapatkan dari kegiatan pendampingan petani, membuatnya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Kini, ia bahkan membuka toko pertanian dan persemaian benih, menjadi contoh petani milenial yang sukses dan adaptif terhadap perubahan.

Tak kalah inspiratif, Arief Nuraziz dari Kediri menjadikan pertanian sebagai seni dan dedikasi. Selama lebih dari dua dekade, ia fokus menanam melon karena peluang bisnis yang menjanjikan. Tantangan besar datang ketika Gunung Kelud meletus pada 2014, menutupi ladangnya dengan abu vulkanik. “Saat itu sulit sekali. Tapi alhamdulillah ada beberapa melon yang selamat. Itu seperti keajaiban,” kenangnya. Kini, Arief menikmati hasil kerja kerasnya, bukan hanya secara materi, tetapi juga kebahagiaan karena mampu memberi manfaat bagi keluarga dan lingkungan. “Kuncinya sederhana: tekun, jangan menyerah, dan terus belajar,” ujarnya.

Perjalanan yang dilalui oleh para petani tersebut sejalan dengan tujuan Learning Farm; di mana petani diajak untuk tidak hanya berorientasi pada kesuksesan panen sesaat, tetapi juga menanamkan penguasaan teknik dasar yang menjadi fondasi keberhasilan. Pendekatan ini, ditambah pendampingan yang konsisten, dapat membuktikan bahwa dengan edukasi, teknologi, dan semangat pantang menyerah, pertanian Indonesia dapat terus tumbuh. Bersama benih berkualitas dan inovasi, kesejahteraan petani bukan lagi sekadar harapan, melainkan kenyataan yang semakin terwujud.