Coming Soon

Paria OPAL

Nomor SK Kementan: 096/Kpts/SR.120/D.2.7/8/2016
Rekomendasi Dataran: Rendah
Ketahanan Penyakit*: Cerc
Dm
Umur Panen (HST)*: 42 - 45 HST
Bobot per Buah (g)*: 350 gr/ buah
Potensi Hasil (ton/ha)*: 47 - 64 ton/ Ha
PVT: -

* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.

Paria hibrida berwarna hijau gelap mengkilap dengan cucuk buah yang mulus. bentuk buah sangat sesuai untuk pasar Jawa Barat. Cocok untuk ditanam di dataran rendah - menengah. panjang buah sekitar 26 cm. tanaman vigor dan mampu dipanen sampai umur tua. Percabangan banyak dan mulai dipanen di umur 42 HST.

Tips menanam:

untuk mendapatkan buah yang lebih optimal, disarankan ditanam di dataran menengah.

Paria OPAL F1 Tahan Kresek dan Embun Tepung

A. PERSIAPAN LAHAN
Pengolahan lahan dilakukan tiga sampai empat minggu sebelum tanam yaitu dengan membajak, membalikkan atau mencangkul tanah. Tujuan dari pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah,  mendekomposisikan gulma, dan mempermudah membentuk bedengan. Tanah yang telah dibajak, dibentuk bedengan dengan lebar antara 110 – 120 cm, tinggi bedengan 30 – 50 cm, jarak antar bedengaan 40 – 60 cm.  Pupuk kandang diberikan dengan dosis 1 kg per lubang tanam.  Kapur pertanian diberikan apabila pH tanah kurang dari 6  dengan dosis 2 ton/ha.  Pupuk  dasar diberikan 7  hst yaitu Urea = 20 g/tan, SP-36 = 20 g/tan dan KCL = 10 g/tan.

B. PERSEMAIAAN

  1. Media tanam dibuat dengan mencampur tanah dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 dan dimasukan ke dalam polybag. Perlu diperhatikan pada saat menyemai.
  2. Bagian samping/tepi benih paria kulitnya dipangkas/dipotong.
  3. Direndam dalam air selama 24 jam.
  4. Diperam dalam kertas koran atau kain yang lembut.
  5. Setelah berkecambah ditanam pada media polybag yang disediakan dengan kedalaman 2/3 benih atau ditanam langsung ke lapang.
  6. Persemaian ditutup dengan kertas atau karung goni sampai berkecambah ke atas dan untuk di lahan langsung ditutup.
  7. Persemaian disiram setiap pagi dan sore.
  8. Bibit siap tanam umur 12-15 hari.


C. PENANAMAN
Ada 2 sistem penanaman pada paria.

  1. Penanaman tanpa persemaian; Benih yang berkecambah saat diperam ditanam langsung di lahan tanpa disemai dulu. Tanam kecambah 2/3 bagian dan ditutup dengan pelepah pisang sampai kecambah ke atas.
  2. Penanaman dengan persemaian;Benih hasil peraman disemai dulu dalam polybag selama 15 hari, penanaman dilakukan saat benih berdaun 2-4 helai. Penanaman sesuai dengan jarak tanam yang telah disediakan.


D. PEMELIHARAAN

  1. Penyulaman;Dilakukan secepat mungkin jika ada tanaman yang mati untuk mendapatkan keseragaman pertumbuhan. Paling lambat satu minggu setelah tanam.
  2. Pengairan;Dilakukan terutama pada musim kemarau setiap 3 – 5 hari sekali atau tergantung kondisi tanaman.
  3. Pemupukan;Diberikan pada umur 1 minggu setelah tanam berupa Urea 5 g/tan, KCL 4 g/tan dan SP-36 4 g/tan. Selanjutnya diberikan 2 minggu sekali dengan jenis dan dosis yang sama. Pupuk daun dapat diberikan 1 minggu sekali.
  4. Pemasangan turus;Untuk menopong atau merambatkan tanaman. Apabila pemberian rambatan terlambat akan berpengaruh pada produksi. Adapun sistem rambatan sebagai berikut:
  • Sistem tunggal, pada tiap-tiap barisan dipasang turus berdiri sejajar kearah samping dan diujung dipasang bambu penguat yang dihubungkan dengan kawat.
  • Sistem ganda, 2 baris tanaman digabungkan antara sisi kanan dan kiri.  Sistem ini membutuhkan bambu yang relatif banyak.
  • Sistem para-para, sistem ini cukup efektif dibuat dan akan memberikan hasil atau produksi yang cukup dibandingkan dengan dua sistem sebelumnya, tetapi membutuhkan bambu yang banyak.


E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

  1.  Ulat daun;Pada daun terdapat bekas gigitan.  Pengendalian dilakukan dengan menyemprot insektisida Confidor, Tokuthion, Decis, Pegasus, Curacron dan sebagainya.
  2. Lalat buah;Larva lalat buah atau ulatnya menyerang buah muda kemudian menggerogoti buah hingga besar, akhirnya buah menjadi busuk.  Pengendalian dilakukan dengan menyemprot tanaman dengan insektisida seperti pada ulat daun.
  3.  Busuk batang;Disebabkan oleh jamur Fusarium, gejalanya terdapat busuk pada batang yang mengakibatkan tanaman layu dan akhirnya mati.  Pengendaliannya dengan membuat drainase yang baik, fungisida yang dapat digunakan Preficur N, Dithane dan sebagainya.


F. PEMANENAN
Tanaman paria dapat mulai dipanen pada umur 50 – 60 HSS (Hari Setelah Semai), atau umur 45 – 50 HST (Hari Setelah Tanam).  Pemanenan dapat dilakukan setiap 3 – 5 hari sekali, buah yang dipetik tergantung pada kebutuhan pasar.

Budidaya Paria

1. Ulat daun

Pada daun terdapat bekas gigitan.  Pengendalian dilakukan dengan menyemprot insektisida Confidor, Tokuthion, Decis, Pegasus, Curacron dan sebagainya.

2. Lalat buah

Larva lalat buah atau ulatnya menyerang buah muda kemudian menggerogoti buah hingga besar, akhirnya buah menjadi busuk.  Pengendalian dilakukan dengan menyemprot tanaman dengan insektisida seperti pada ulat daun.

3. Busuk batang

Disebabkan oleh jamur Fusarium, gejalanya terdapat busuk pada batang yang mengakibatkan tanaman layu dan akhirnya mati.  Pengendaliannya dengan membuat drainase yang baik, fungisida yang dapat digunakan Preficur N, Dithane dan sebagainya.

Ketentuan Jaminan

Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.

Saya Mengerti