Nomor SK Kementan: | 112/Kpts/SR.120/D.2.7/11/2017 |
Rekomendasi Dataran: |
Rendah
|
Ketahanan Penyakit*: |
BCMV
Rust |
Umur Panen (HST)*: | 48 - 49 HST |
Bobot per Buah (g)*: | 8 - 9 gr |
Potensi Hasil (ton/ha)*: | 30 - 35 ton/hektar |
PVT: | 00398/PPVT/S/2017 |
* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.
MAXIPRO adalah buncis tipe polong putih dengan warna biji hitam. Cocok untuk dataran rendah - tinggi.
Panjang polong 16 - 18 CM. Produksi tinggi (0,7 kg) per tanaman. Tahan panyakit (BW, BC MV, karat daun / rust). Umur panen genjah (48 HST). Tahan simpan (> 6 hari). Cepat merambat. Tahan rontok / gugur bunga.
Tips menanam:
Kurangi / hindari pemupukan P agar polong yang terbentuk tidak menonjol bijinya. Pemberian pupuk KNO3 putih sangat dianjurkan pada saat tanaman mulai buah sampai panen ke 10.
A. PERSIAPAN LAHAN
Budidaya buncis tidak memerlukan persemaian. Lahan yang digunakan dapat berupa tegalan atau sawah bekas padi.
Ada dua jenis sistem penanaman :
1. Sistem Guludan
Guludan dibuat dengan lebar dasar 40-50 cm, lebar atas 30-40 cm dengan tinggi 30 cm dan jarak antar guludan 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang 10-20 ton/hektar, aduk rata dengan guludan dirapikan.
Sistem ini cocok untuk lahan sawah yang cukup air.
2. Sistem Bedengan
Bedengan dibuat dengan lebar 60-80 cm, jarak antar bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, dan panjang sesuai lahan.
Tambahkan pupuk kandang 10-20 ton/hektar, aduk rata dan bedengan dirapikan.
Sistem ini cocock untuk lahan tegalan.
B. PENANAMAN
Lubang tanam dibuat dengan tugal, jarak tanam 20 x 30 cm atau 30 x 40 cm. Pupuk dasar diberikan disamping lubang tanam berupa pupuk TSP 15 g/lubang, dan KCL 100 kg/ha. Masukan benih buncis 2 butir per lubang tanam, kemudian ditutup dengan tanah tipis atau abu sekam padi atau abu dapur.
C. PEMELIHARAAN
1. PENGAIRAN
Pada fase awal perkecambahan hingga tanaman muda sangat memerlukan air, apabila tidak hujan penyiraman harus setiap hari. Fase selanjutnya harus memperhatikan musim, asal tanah tidak kering atau becek.
Benih buncis akan mulai berkecambah 4-7 hari kemudian, benih yang tidak tumbuh harus segera diganti dan penyulaman paling akhir 14 hari setelah tanam agar pertanaman seragam.
2. PEMASANGAN AJIR DAN PENYIANGAN
Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman berumur 7-10 HST. Bahan lanjaran dapat dari belahan bambu dengan tinggi antara 1,5 M sampai 2 M. Adapun cara pemasangan ajir dengan cara dipasang dibagian samping tanaman serta turus yang dibutuhkan adalah sekitar 30.000 batang per hektar. Tanaman harus dirambatkan pada ajir dan diikat beberapa bagian agar tidak menjalar kemana - mana.
Daerah disekitar tanaman harus terbebas dari rumput - rumputan atau gulma dengan cara penyiangan yang dapat dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.
3. PEMUPUKAN SUSULAN & PEMANGKASAN
Pemberian pupuk susulan dilihat pada kondisi tanaman, bila terlalu subur pembuahan akan kurang. Pemberian pupuk dilakukan 2 kali dengan cara ditugal pada usia 14 HST dan pada usia 45 HST. Adapun total kebutuhan susulan adalah sebagai berikut:
Pada saat yang sama tanaman yang terlalu rimbun perlu dipangkas. Daun - daun tua dan pucuk-pucuk yang tidak perlu, dipangkas untuk merangsang pembungaan. Apabila terjadi serangan serangga dan ulat, segera semprot dengan insektisida kontak.
D. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama yang sering mengganggu tanaman buncis adalah ulat grayak, ulat penggerek polong, kutu daun dan lalat buah. Penanggulanagan hama ini bisa menggunakan insektisida seperti Curacron, Kanon, Matador, Regent dan lain-lain dengan dosis 1 – 2 ml per liter.
Adapun penyakit yang banyak dijumpai pada buncis adalah karat daun (rust), bercak daun Cercospora, layu fusarium & layu bakteri. Untuk bercak dan karat daun biasanya disemprot dengan fungisida Antracol, Dithane, Ridomyl Gold dan Manzate dengan dosis 1 – 2 gram per liter. Sementara untuk layu bakteri (BW /Bacterial wilt) bisa dikocorkan Bacterisida seperti Agrept, Agrimicyn, Bactomicyn dll.
Selan itu penyakit terkini yang sering menyerang tanaman buncis adalah keriting daun yang disebabkan oleh virus BCMV (Bean Common Mozaic Virus). Pengendalian hama penyakit dilakukan sebanyak 4 kali penyemprotan.
Volume penyemprotan :
1. Saat umur 7 HST = 8 tangki 15 liter
2. Saat umur 20 HST = 12 tangki 15 liter
3. Saat umur 30 HST = 16 tangki 15 liter
4. Saat umur 40 HST = 20 tangki 15 liter
E. PEMANENAN
Karena umurnya cukup genjah, buncis bisa mulai dipanen saat tanaman berumur 48 HST. Buah yang dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Apabila terlalu tua, akan muncul biji. Jumlah petikan/panen bisa mencapai 15 – 20 kali panen dan interval panen 2 hari sekali. Produksi total bisa mencapai 30 – 35 ton per hektar.
1. LAYU BAKTERI (Bacterial Wilt)
Gejala tanaman mendadak layu tanpa diawali gejala kekuningan pada daun. Batang utama tampak hijau dan tegak, sedangkan tangkai daun dan helaian daun tampak luruh jika pada siang hari. Namun, pada saat sore hari tanaman tampak segar kembali. Gejala lainnya bagian dalam dari batang (bagian pembuluh angkut) berwarna cokelat. Jika pangkal batang dipotong lalu dicelupakan pada air jernih maka akan muncul aliran bakteri menyerupai asap rokok. Pengendalian melakukan rotasi tanam dengan tanaman non-inang. Pencegahan dengan aplikasi belerang pada saat persiapan lahan. Pemupukan berimbang agar tanaman tidak terlalu sukulen,mencabut tanaman yang sudah terinfeksi dan mengaplikasikan bakterisida berbahan aktif streptomycine, asam oksolinik, dan dazomet dengan cara dikocor.
2. BMCV (Bean Common Mosaic Virus)
Penyebab penyakit ini adalah BCMV (Bean Common Mosaic Virus). BCMV merupakan sebagai salah satu penyakit penting pada kacang panjang. Terdapat dua tipe gejala BCMV. Tipe mosaik (Gambar A) membuat warna daun belang antara hijau gelap dan hijau terang. Tipe nekrosis sistemik (Gambar B) memiliki gejala luka pada daun, terkadang terjadi kelayuan pada pucuk dan perubahan warna menjadi merah kecokelatan pada jaringan pengangkut. Tipe gejala yang berkembang bergantung pada jenis varietas, waktu infeksi, tipe virusnya, dan kondisi lingkungan. Teknik pengendalian dilakukan denganmenggunakan perangkap lengket warna kuning untuk menangkap kutu daun sebagai langkah pencegahan awal.
3. LAYU FUSARIUM (Fusarium Wilt)
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan.Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi, mengaplikasikan bioagents dan mengaplikasi menyemprot fungisida dengan bahan aktif Benomyl dan Dazomet sebagai penanganan kimia.
Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.
Saya Mengerti